Dua hari lalu (9/6) penulis menghadiri diskusi santai mengenai AdWords yang merupakan produk Google untuk membantu bisnis mengiklankan landing page mereka di SERPs (Search Engine Result Pages). Diskusi ini sendiri digelar dalah satu premium partner Google dalam memasarkan AdWords di Indonesia bekerjasama dengan Google Indonesia.
Adwords layanan berbayar merupakan bentuk dari Search Engine Marketing (SEM). Tentu banyak sekali keuntungan menggunakan AdWords, satu yang pasti landing page kita akan langsung “juara” dengan berada di ranking 1-4 (sisi atas) di halaman pertama google atau 4 ranking terbawa di halaman 1.
Landing page yang yang menggunakan jasa AdWords dikenali dari tag berwarna kuning bertuliskan “iklan” atau “Ad”. Saya yakin DMers (sebutan untuk rekan-rekan yang aktif membaca web DMindonesia.com) sangat mengerti dan paham tentang apa itu AdWords.
Jika merujuk pada laman resmi Gogole AdWords, disebut paling tidak ada tiga keuntungan utama ?
Pertama, saya berpikir bagaimana dengan web yang dioptimasi secara organic melalui SEO, akankah tersingkir dara SERP halaman pertama ? Bayangkan jika kelak pebisnis semua berpikir gunakan shortcut untuk tampil di halaman 1 Google lewat AdWords. Tapi kekhawatiran saya itu dijawab tuntas oleh Karim dari Google Indonesia. Google mkemastikan bahwa kuota maksimum untuk AdWords adalah delapan iklan, dengan komposisi empat tampil di awal dan empat di bawah. Lantas apa yang menentukan posisi 1-4 tersebut, padahal semua kan mengeluarkan uang yang sama ? Disini luar biasanya Google. Google tetap menjadikan kualitas konten dan ketepatan antara konten dan query sebagai poin penting dalam Quality Score (QS). Jadi meski anda bayar, kualitas tak boleh asal-asalan.
Kedua, saya berpikir tentang adakah impact dari kita beriklan per di AdWords dengan posisi web kita di optimasi organic. Pertanyaan ini terjawab dari penjelasan salah satu staf Ghoper Indonesia yang merupakan premium partner Google di Indonsia. Ia meyebut Quality Score antara yang dioptimasi secara organik dan non organik berbeda, sehingga tak ada efek yang signifikan. Namun, jika kita gunakan logika yang ada di SEO bahwa traffic juga menjadi salah satu item yang diukur oleh algoritma Google, maka secara tidak langsung aka nada efek meski tidak sifnifikan.
Ketiga, saya berpikir tentang efektifitas efektifitas beriklan di AdWords. Karim dari Google Indonesia menjawab bahwa dari total penayangan yang terkonversi menjadi klik secara general ada di kisaran 2-3% lantas dari yang mengklik yang terkonversi menjadi transaksi sekitar 5%, ini secara umum. Tiap industri tentu berbeda. Ia juga ini di luar dari statistic transaksi yang dilakukan via telpon atau tatap muka langsung pasca konsumen melihat AdWords.
Secara pribadi sebagai pelaku di bidang internet marketing, DM Indonesia melihat angka tersebut sangat luar biasa. Bayangkan jika ada sejuta kali iklan ditampilkan, maka akan menjadi klik, jika kita asumsikan 2% saja, berarti sebanyak 20 ribu, lantas yang terkonversi menjadi transaksi paling tidak 1000. Ini angka yang cukup besar apalagi jika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan Sekitar Rp 2500 per klik.
Keempat, saya juga berpikir tentang perilaku konsumen. Pertanyaan saya apakah kecenderungan pengguna internet akan mengklik AdWords dengan tag kuning tersebut atau tetan scroll ke bawah untuk meng-klik web peringkat atas organik. Saya mencoba melakukan tes terhadap tiga orang. Ternyata dua orang memilih melewatkan AdWords dan satu orang meng-klik AdWords untuk query yang dimasukkan ke Google Search.
Kalau kita compare dengan SEO, keunggulan AdWords adalah di kecepatan tampil di halaman 1, SEO butuh proses panjang. Tapi SEO cenderung lebih bertahan lama, sedang dengan AdWords, berlaku idiom “Ada uang abang di sayang, tak ada uang abang ditendang.” Tapi bisnis memang butuh investasi, iya kan ?
Bagi anda para internet marketers, tak ada salahnya memelajari lebih dalam AdWords dan mencobanya dengan tetap mengoptimasi page anda secara organik. -Tim Penulis DM Indonesia-
Landing page yang yang menggunakan jasa AdWords dikenali dari tag berwarna kuning bertuliskan “iklan” atau “Ad”. Saya yakin DMers (sebutan untuk rekan-rekan yang aktif membaca web DMindonesia.com) sangat mengerti dan paham tentang apa itu AdWords.
Jika merujuk pada laman resmi Gogole AdWords, disebut paling tidak ada tiga keuntungan utama ?
- Menarik perhatian lebih banyak konsumen
- Menjangkau orang yang tepat di waktu yang tepat
- Bisa beriklan di skala lokal maupun global
Pertama, saya berpikir bagaimana dengan web yang dioptimasi secara organic melalui SEO, akankah tersingkir dara SERP halaman pertama ? Bayangkan jika kelak pebisnis semua berpikir gunakan shortcut untuk tampil di halaman 1 Google lewat AdWords. Tapi kekhawatiran saya itu dijawab tuntas oleh Karim dari Google Indonesia. Google mkemastikan bahwa kuota maksimum untuk AdWords adalah delapan iklan, dengan komposisi empat tampil di awal dan empat di bawah. Lantas apa yang menentukan posisi 1-4 tersebut, padahal semua kan mengeluarkan uang yang sama ? Disini luar biasanya Google. Google tetap menjadikan kualitas konten dan ketepatan antara konten dan query sebagai poin penting dalam Quality Score (QS). Jadi meski anda bayar, kualitas tak boleh asal-asalan.
Kedua, saya berpikir tentang adakah impact dari kita beriklan per di AdWords dengan posisi web kita di optimasi organic. Pertanyaan ini terjawab dari penjelasan salah satu staf Ghoper Indonesia yang merupakan premium partner Google di Indonsia. Ia meyebut Quality Score antara yang dioptimasi secara organik dan non organik berbeda, sehingga tak ada efek yang signifikan. Namun, jika kita gunakan logika yang ada di SEO bahwa traffic juga menjadi salah satu item yang diukur oleh algoritma Google, maka secara tidak langsung aka nada efek meski tidak sifnifikan.
Ketiga, saya berpikir tentang efektifitas efektifitas beriklan di AdWords. Karim dari Google Indonesia menjawab bahwa dari total penayangan yang terkonversi menjadi klik secara general ada di kisaran 2-3% lantas dari yang mengklik yang terkonversi menjadi transaksi sekitar 5%, ini secara umum. Tiap industri tentu berbeda. Ia juga ini di luar dari statistic transaksi yang dilakukan via telpon atau tatap muka langsung pasca konsumen melihat AdWords.
Secara pribadi sebagai pelaku di bidang internet marketing, DM Indonesia melihat angka tersebut sangat luar biasa. Bayangkan jika ada sejuta kali iklan ditampilkan, maka akan menjadi klik, jika kita asumsikan 2% saja, berarti sebanyak 20 ribu, lantas yang terkonversi menjadi transaksi paling tidak 1000. Ini angka yang cukup besar apalagi jika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan Sekitar Rp 2500 per klik.
Keempat, saya juga berpikir tentang perilaku konsumen. Pertanyaan saya apakah kecenderungan pengguna internet akan mengklik AdWords dengan tag kuning tersebut atau tetan scroll ke bawah untuk meng-klik web peringkat atas organik. Saya mencoba melakukan tes terhadap tiga orang. Ternyata dua orang memilih melewatkan AdWords dan satu orang meng-klik AdWords untuk query yang dimasukkan ke Google Search.
Kalau kita compare dengan SEO, keunggulan AdWords adalah di kecepatan tampil di halaman 1, SEO butuh proses panjang. Tapi SEO cenderung lebih bertahan lama, sedang dengan AdWords, berlaku idiom “Ada uang abang di sayang, tak ada uang abang ditendang.” Tapi bisnis memang butuh investasi, iya kan ?
Bagi anda para internet marketers, tak ada salahnya memelajari lebih dalam AdWords dan mencobanya dengan tetap mengoptimasi page anda secara organik. -Tim Penulis DM Indonesia-